AmbartaNews.com | Jakarta - Setelah 14 tahun mendekam di penjara Indonesia, Mary Jane Veloso, tenaga kerja asal Filipina yang sempat divonis hukuman mati karena kasus narkotika, akhirnya dipulangkan ke negara asalnya.
Pemulangan Mary Jane menjadi titik terang dari perjuangan panjang yang melibatkan diplomasi intensif antara Indonesia dan Filipina.
Mary Jane ditangkap pada 2010 di Bandara Adisutjipto, Yogyakarta, setelah ditemukan heroin seberat 2,6 kilogram di dalam kopernya. Namun, ia selalu mengaku tidak bersalah dan menyatakan bahwa dirinya adalah korban perdagangan manusia.
Upaya Diplomasi yang Berbuah Hasil
Keputusan pemulangan Mary Jane merupakan hasil dari berbagai upaya diplomasi antara Pemerintah Filipina dan Indonesia. Pemerintah Filipina berulang kali meminta pengampunan, dengan alasan Mary Jane hanyalah korban sindikat perdagangan manusia.
Presiden Filipina dalam pernyataannya menyampaikan apresiasi yang mendalam kepada Pemerintah Indonesia atas kebijakan ini. “Kami bersyukur Mary Jane akhirnya bisa pulang dan berkumpul kembali dengan keluarganya setelah bertahun-tahun perjuangan,” ungkapnya, Selàsa (17/12/2024).
Dukungan Publik dan Keluarga
Pemulangan Mary Jane disambut haru oleh keluarganya di Filipina. Orang tua Mary Jane, yang tak pernah lelah memperjuangkan kebebasannya, menyatakan kebahagiaan mereka setelah bertahun-tahun menanti momen ini. “Mary Jane adalah korban. Kami bersyukur keadilan akhirnya datang dan dia bisa pulang ke rumah,” ujar ibunya.
Organisasi hak asasi manusia dan para aktivis yang mendukung Mary Jane menyebut ini sebagai kemenangan bagi korban perdagangan manusia. Mereka berharap kasus ini menjadi pengingat pentingnya perlindungan terhadap pekerja migran di seluruh dunia.
Respons Pemerintah Indonesia
Pemerintah Indonesia menegaskan bahwa keputusan ini mempertimbangkan fakta baru dan hasil kerja sama hukum dengan Filipina.
“Kasus Mary Jane menjadi pengingat pentingnya kerja sama dalam penanganan korban perdagangan manusia dan penegakan hukum yang adil,” ujar seorang pejabat Indonesia.
Pemulangan Mary Jane Veloso menjadi simbol harapan bagi pekerja migran yang menjadi korban eksploitasi dan perdagangan manusia, serta menandai langkah besar dalam diplomasi kemanusiaan antara kedua negara. [Diori Parulian Ambarita]