AmbaritaNews.com | Kota Makassar - Sulawesi Selatan (Sulsel) kembali menghadapi bencana akibat cuaca ekstrem sejak awal Desember 2024. Hujan lebat disertai angin kencang yang terus berlangsung hingga Sabtu (21/12) telah menyebabkan banjir dan tanah longsor di sejumlah wilayah. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sebelumnya telah mengeluarkan peringatan dini bahwa 20 wilayah di Sulawesi Selatan (Sulsel) berpotensi mengalami cuaca ekstrem.
Tiga daerah yang terdampak paling parah adalah Kota Makassar, Kabupaten Barru, dan Kota Parepare. Berikut laporan situasi terkini dari masing-masing wilayah:
Makassar: 88 Warga Mengungsi Akibat Banjir
Hujan deras yang mengguyur Kota Makassar sejak Jumat (20/12) membuat permukiman di BTN Kodam 3, Kecamatan Biringkanaya, terendam banjir. Sebanyak 88 warga terpaksa meninggalkan rumah mereka dan mengungsi ke Masjid Nurul Ikhlas serta Kantor Kelurahan Katimbang.
Koordinator Carester Tamalanrea-Biringkanaya BPBD Makassar, Eddy Ahmad, mengungkapkan bahwa para pengungsi terdiri dari berbagai kelompok usia, termasuk bayi, balita, anak-anak, orang dewasa, dan lansia.
“Mungkin jumlah pengungsi masih akan bertambah karena masih banyak warga bertahan di rumah mereka,” ujar Eddy.
Barru: Tujuh Kecamatan Terendam Banjir
Di Kabupaten Barru, banjir melanda tujuh kecamatan secara merata. Ketinggian air mencapai 50-60 cm, membuat sejumlah perumahan dan jalan-jalan utama di daerah tersebut tidak dapat diakses.
“Kami sudah menetapkan status siaga bencana. Hampir semua kecamatan terdampak cukup parah,” kata Haeruddin, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Barru.
Pemerintah Kabupaten Barru terus berupaya mengevakuasi warga yang terjebak dan mendistribusikan bantuan ke wilayah-wilayah terdampak.
Parepare: Longsor dan Pohon Tumbang Rusak Infrastruktur
Di Parepare, hujan deras yang berlangsung selama dua hari terakhir menyebabkan longsor dan pohon tumbang. Sebuah rumah di Jalan Shiratal Mustakim, Kecamatan Bacukiki Barat, rusak parah akibat longsor. Dinding rumah tersebut roboh, bahkan menimpa sebuah sepeda motor.
Selain itu, pohon tumbang di Jalan Bukit Madani, Kelurahan Lapadde, Kecamatan Ujung, sempat menutup akses jalan warga. Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Parepare telah mengevakuasi pohon tersebut untuk membuka kembali akses jalan.
“Kami terus memantau perkembangan situasi dan mengirimkan tim ke lokasi terdampak untuk membantu warga,” jelas Erick, Koordinator TRC BPBD Parepare.
Gangguan Transportasi dan Jalur Terputus
Banjir dan longsor juga mengakibatkan terganggunya jalur transportasi utama di Sulsel. Jalur Trans Sulawesi di Takkalasi, Mangkoso, hingga Parepare dilaporkan terendam banjir. Sementara itu, longsor di wilayah Tompo Ladang menutup akses antara Bone dan Maros.
Imbauan dan Antisipasi
BMKG mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca buruk hingga beberapa hari ke depan. Masyarakat diminta menghindari daerah rawan longsor dan tidak melintasi jalur yang terendam banjir demi keselamatan.
Pemerintah daerah bersama BPBD setempat terus berkoordinasi untuk memastikan bantuan darurat segera tersalurkan ke warga terdampak. Upaya evakuasi dan pembersihan jalur terus dilakukan untuk meminimalkan dampak bencana.
Dengan kondisi cuaca yang belum stabil, solidaritas dan kesiapsiagaan masyarakat Sulsel sangat dibutuhkan untuk menghadapi situasi ini. [Red]